![]() |
Dokumentasi Pribadi Nurrahmah Widyawati |
Ibu Rumah Tangga memiliki stigma tersendiri di Indonesia. But wait, aku tidak sedang membahas IRT vs Working Mom. Karena jujur, setiap ada teman yang curhat ingin resign, pasti aku melarangnya. Why?
Bukan karena lebih sulit atau apa, menurutku itu standar. Karena rumah tangga setiap orang juga berbeda-beda kondisinya. Tapi ada beberapa hal yang harus kamu tahu sebelum resign dan memilih untuk jadi stay at home mom.
1. Sayang Ijazahnya, Sarjana Cuma Jadi Ibu Rumah Tangga!
Ini adalah contoh dari ocehan orang yang nantinya akan kamu dapatkan. Meski sebetulnya kamu bisa saja nggak usah peduli.
But sometimes, on a hard day and a silence night, kamu akan mempertanyakan kembali tujuan hidup dan karirmu. Am I right? Dan ending-nya ketebak kan? Jadi insecure sendiri atas keputusan yang telah dibuat.
Padahal, jika kamu sedang ada di fase ini, kamu bisa saja meyakinkan diri bahwa anak hebat akan lahir dari Ibu berpendidikan juga. Jadi ya nggak ada yang sia-sia. Contoh benefitnya adalah anak tidak usah les di luar, kan Ibunya bisa ngajarin dia. Masih banyak benefit lain!
Pendidikan bagus juga biasanya berbanding lurus dengan relasi dan mudahnya mendapatkan informasi, tentu ini akan membuat kita jadi lebih mudah untuk mendukung tumbuh kembang anak termasuk bakat yang mereka miliki. Pengalaman hidup yang kita dapat akan berharga untuk anak.
2. Padahal di Rumah, Kok Males?
Kalau kamu memutuskan jadi IRT, akan ada orang iseng yang mengomentari kurang lebih begini:
Di rumah kok nggak masak?
Di rumah kok anaknya disuapin Ayahnya?
Di rumah kok nggak sempet olah raga?
Di rumah kok... Bla bla bla
Padahal memang ada fase dimana IRT akan sulit alias keteteran dalam hal manage waktu. Ada IRT yang kewalahan saat anaknya berada di usia tertentu, ada yang keteteran after menambah jumlah anak, ada yang kewalahan karena anaknya special needs.
Di case lain, malas juga merupakan respon tubuh saat bosan atau psikis dalam keadaan not okay. Istilahnya, mau ngapa-ngapain males, males beberes, males mandi, nangis sendiri. Kalau dah gitu, cari bantuan deh Bu!
In case normal, rumah berantakan bukan karena malas, tapi karena sedang fase anak yang sulit diajak bekerjasama. In special case, malas karena psikis sedang nggak baik, IRT sangat rentan lho dengan gangguan psikis. Serius deh, segera konsul ke ahlinya.
Selain itu, yang namanya IRT kan berbeda-beda ya kondisi keuangannya. Nah untuk yang berlebih pasti dong suaminya menyiapkan ART, jadi ngapain kita repot-repot? Hehe.
Untuk yang tidak difasilitasi ART, tenang aku sudah merasakan. Belajar aja tentang manage waktu, bekerjasama dengan suami, beres!
3. IRT Harus Tetap Berpenghasilan. Harus!
Banyak orang bilang kalau IRT wajib berpenghasilan. Ini cukup mincederai sebagian IRT menurutku. Karena apa? I feel that, when aku sibuk cari uang dari rumah dan aku nggak ada ART, aku jadi kehilangan momen sama anak. Waktuku banyak tercurah untuk WFH. Padahal the reason aku resign adalah ingin membersamainya dengan berkualitas.
Then, when aku full urus rumah, nggak ada penghasilan tambahan, I feel insecure and didn't worth. Kebutuhan terus berjalan, dan nggak semua IRT itu ada di posisi super kaya dan suami super royal.
Akhirnya aku menarik kesimpulan, we shouldn't do this or that but we should be mindfull. Setiap kondisi bisa jadi berbeda keputusan, just tergantung kamu aja. Managemen waktu menjadi kunci dari Ibu Rumah Tangga.
Kalau semua cukup, kita nggak harus mencari uang, yang harus kita cari adalah ilmu dan kemauan untuk produktif berkarya. Nggak melulu tentang uang dan uang. Remember the reason why you choose staying at home, and yes, your kids.
Menjadi Ibu Rumah Tangga yang nggak biasa-biasa aja: IRT yang bisa jadi kamus berjalan anaknya, yang bisa jadi psikolog anaknya, yang bisa jadi penunjuk arah anaknya, yang menstimulasi maksimal tumbuh kembang anak di setiap rentang usianya, tapi tetap ingat untuk bersenang-senang bersama.
Jika kamu IRT yang kurang beruntung, managemen waktu memang harus sangat diupayakan, karena berpenghasilan dari rumah tanpa meninggalkan anak adalah solusi namun sangat sulit. Nggak mudah, tapi ada Allah yang Maha membuat segala hal menjadi mudah.
Jangan mengorbankan goals keluarga kamu hanya untuk sebuah kata keren "Kamu hebat, di rumah urus anak, tapi tetap bisa menghasilkan uang!" That's not as simple as that. Ada banyak pengorbanan untuk itu yang tidak mereka ceritakan! Believe me and thank me later!
4. Keuangan Terbatas
Akan tetap ada perbedaan meski sedikit atau bahkan banyak saat sebelum dan sesudah resign. Kamu nggak bakal ada lagi pride mencukupi kebutuhan dan keinginanmu. Belum lagi keinginan anak yang pastinya membuat kita sedih kalau tidak bisa menurutinya.
Masalah klise yang dihadapi IRT adalah mostly keuangan. Yang beruntung, tentu ini bukan masalah. Namun memang nggak semua seberuntung itu.
Meski di kenyataannya, nggak semua IRT juga bersuamikan si kaya raya. Mereka menahan ego dan segala keinginannya hanya untuk melihat keluarganya utuh, berjalan sesuai goals-nya, sesuai fitrahnya dan itu sangat sulit. Apalagi kalau kita belum pernah ada di sepatu mereka.
Pada akhirnya aku menyadari, bahwa menjadi Ibu Rumah Tangga sebetulnya dambaan sebagian besar wanita. Namun tentu dengan notes tertentu, seperti kestabilan finansial, emosional, ilmu pengasuhan anak, ilmu pernikahan dan segala hal ideal lainnya.
Namun dalam hidup, ideal itu semu, segala hal itu penuh ketidakpastian. Jadi, sebagai Ibu Rumah Tangga, aku tidak akan menyarankan teman-temanku untuk resign sepertiku. Namun aku menyarankan mereka untuk menjalankan goals keluarganya dengan ikhlas, sesuai kondisi mereka saja.
Ibu Rumah Tangga adalah manusia yang tidak terlihat di masyarakat, namun percayalah mimpi kami juga sama besarnya. Kami memilih ini dan semoga ikhlas. Kami bahagia menjadi Ibu Rumah Tangga!
Aku menjadi tahu kapan harus melesat ke depan, istirahat di tempat atau bahkan harus mundur sejenak untuk menata kembali puing-puing rencana yang tertunda. Asal tetap berkarya, kita tidak akan kehilangan value dan jati diri.
Semoga banyak hal-hal baik mendatangi kita semua. Kalian hebat! Dan akupun demikian hebatnya. Semoga ini bermanfaat :)
Posting Komentar
Posting Komentar