Nurrahmah Widyawati Mom Parenting Food Traveller Lifestyle Blogger Indonesia

Cara Menjadi Ibu yang Baik dan Sabar? Ini Realitanya!

Posting Komentar
Konten [Tampil]
Cara Menjadi Ibu yg Baik dan Saba
Judulnya cukup menggelitik, memangnya ada ya cara menjadi Ibu yang baik dan sabar? Tentu saja ada, meski tidak sempurna. Namun kita bisa mengusahakannya. Terkadang salah, terkadang lupa. Tapi jangan berhenti berusaha!

Tidak dipungkiri, menjadi Ibu memang sulit. Ada banyak hal yang harus dipikirkan dan dikerjakan. Jika hanya membesarkan atau memberi makan mungkin lebih mudah. Namun kita perlu memiliki kesadaran, bahwa mereka juga harus dididik sebaik mungkin.

Bahkan di fase tertentu, memiliki anak sangatlah melelahkan. Fase bayi, memberikan ASI, begadang, fase MPASI, belajar tengkurap, merangkak, berjalan, hingga proses toilet training, dan lain-lain tentu semua sangat melelahkan.

Tidak berhenti di situ, bahkan setiap fase usia anak memiliki tantangan masing-masing. Ada fase 2 tahun yang mudah tantrum, fase 5 tahun yang semuanya mau sendiri, fase 7 tahun yang merasa sudah bisa sendiri, hingga fase remaja yang aduhai sekali.

Namun as parents, kita juga wajib optimis. Mereka adalah titipan Allah. Meski lelah, tapi bahagia. Meski struggle, tapi terbayar dengan melihat mereka tumbuh menjadi lebih dari hari kemarin.

Cara Menjadi Ibu yang Baik dan Sabar

Nah, back to main topic, apa saja sih cara menjadi Ibu yang baik dan sabar? Kita ulas satu persatu ya!

1. Mengisi Tangki Cinta Ibu

Kita harus menyadari bahwa kita hanya memberi tanpa harus mengharap 'kembali'. Banyak orang meletakkan ekspektasi pada anaknya. Ini juga merupakan reminder tersendiri untukku. Bahwa kebahagiaanku bukan tanggung jawab orang lain, apalagi anak-anakku. Bahagiku adalah tanggung jawabku sendiri.

Kita bisa mengisi tangki cinta sendiri dengan bayak hal. Bisa saja dengan quality time dengan keluarga, dengan pasangan seperti jaman masih berdua dulu, menjalankan hobi, berolah raga, menonton drama kesukaan, mendengarkan podcast self development, mendengarkan musik, berkebun. Apapun deh!

Oh iya, kamu juga bisa makan makanan yang sehat, tidur yang cukup (tidak suka begadang), rutin beribadah, hingga menulis jurnal sehari-hari.

cara mengisi tangki cinta ibu

Kita harus selalu mindfull, saat kita merasa sudah marah-marah terus, jengkel tanpa sebab yang jelas, hingga susah mengatur emosi, bisa saja tangki cinta sedang habis. Perlu diisi terlebih dahulu sebelum handle anak-anak kembali.


2. Komunikasi Efektif

Hal yang mendasar lainnya untuk menjadi Ibu yang baik dan sabar adalah dengan belajar komunikasi efektif. Apasih komunikasi efektif? Komunikasi efektif adalah komunikasi dengan tujuan supaya masing-masing dari kita bisa paham maksudnya, sehingga terhindar dari kesalahpahaman dan tercapai tujuan dari komunikasi tersebut.

Komunikasi haruslah dengan bahasa dan kalimat yang jelas. Nggak usah deh pakai kode-kode segala. Penggunaan kode yang bertele-tele biasanya akan muncul persepsi yang berbeda pula dan pada akhirnya menimbulkan salah sangka hingga konflik.

Komunikasi efektif juga dilakukan dengan bahasa yang sesuai dengan fase tumbuh kembang anak. Coba masuk ke dunianya, gunakan bahasa yang sekiranya mereka pahami. Apalagi untuk anak yang beranjak remaja, harus belajar khusus mengenai bab komunikasi dengan  psikologis remaja yang unik.

Cobalah menjadi pendengar yang baik juga, perhatikan usia dari anak-anak kita, selami dunianya dan pahami sudut pandangnya. Oh iya, tunjukkan antusias dan empati juga ya!


3. Jangan Berhenti Belajar

Dunia ini berkembang sangat cepat. Ilmu juga berkembang setiap saat. Salah satu hal yang tidak bisa kita tinggalkan adalah kemauan untuk terus belajar dan update ilmu pengasuhan anak.

Ilmu ini nggak berhenti hanya saat anak-anak sudah masuk SD, lebih dari itu, selamanya harus terus belajar memahami anak-anak kita. Seperti yang kita tahu; "Didiklah anak-anakmu sesuai dengan jamannya!".

didiklah anakmu sesuai dengan jamannya

Jika kamu menemukan artikel ini, berarti kamu sudah berinisiatif untuk mencari cara menjadi Ibu yang baik dan sabar. Good luck, that's so great! ^^


4. Ajarkan Anak Disiplin Sejak Dini

Based on pengalaman aku sebagai Ibu tanpa nanny dan perantau, ada satu hal yang sangat membantuku untuk lebih bisa handle anak dengan baik, yaitu ajarkan anak untuk disiplin sejak dini.

Jangan harap mengajarkan disiplin sejak dini ini serta merta cepat progresnya. No, bahkan perlu pembiasaan puluhan hingga ratusan kali untuk tercipta habit tertentu. Tapi dampaknya akan terasa saat sudah lebih besar, kita tidak perlu berteriak untuk hal-hal basic yang memang menjadi tanggung jawab sesuai usianya.

Misalnya anak menjadi lebih mandiri saat masuk SD, mereka bisa menyiapkan jadwal pelajaran untuk dimasukkan tas masing-masing, mereka lebih bisa bertanggung jawab terhadap barang-barang, hingga bisa mengingat pesan penting yang guru berikan. Banyak deh manfaatnya!

Dengan habit mandiri dan disiplin ini, tentu akan meminimalisir Ibu untuk teriak suruh ini dan itu. Pasti segala hal sudah berjalan selaras dan tidak lagi saling bergantung. Peluang Ibu untuk lebih sabar juga akan meningkat. Tapi perlu diingat bahwa tegas dan disiplin bukan berarti marah dan otoriter, harus dibedakan.


5. Cari Support System

Mom support mom

Pernah dengar, bahwa "it takes a village to raise a child"? Nah, itulah mengapa dalam pengasuhan anak memanglah perlu dukungan. Lelah kalau harus berjalan sendirian. Ujung-ujungnya ya mudah marah. Energi habis tak tersisa.

Minimal, kamu harus bekerjasama dengan suami/pasangan. Ajak dia untuk memahami dunia anak, libatkan dia dalam informasi tentang anak, ajak diskusi dalam rules pengasuhan anak, bahkan goals keluarga. Libatkan juga dia dengan pekerjaan rumah.

Selain support system utama, kamu bisa meminta bantuan keluarga, teman, atau bahkan join komunitas khusus yang relate dengan kamu saat ini. Ingat, kamu nggak sendirian!


Penutup

Tidak apa-apa jika sudah terlanjur marah, namun jangan gengsi untuk minta maaf. Setiap sebelum tidur, kamu bisa meminta maaf pada anak-anak atas rasa marahmu. Jelaskan mengapa kamu marah, jelaskan dengan alasan yang logis, ini mengajarkan anak bahwa marah harus ada alasannya juga.

Selain itu, jangan pernah bandingkan hidup kita dengan orang lain. Orang yang hidupnya terlihat bahagia terus, dia bisa jadi adalah orang yang tidak pernah berisik dengan rasa sulitnya. Semua Ibu struggle dengan kisahnya masing-masing.

Begitulah hal-hal yang bisa kita jadikan refleksi. Semoga cara menjadi Ibu yang baik dan sabar di atas bisa membuat kita lebih aware dan menjadikannya pelajaran. Semoga bermanfaat! :)


Nurrahmah Widyawati
Seorang lifestyle blogger yang menulis tentang dunia perempuan, Ibu, parenting, pengasuhan anak, keluarga, review, perjalanan, makanan, wisata, food-travel, hingga kehidupan sehari-hari | Digital Illustrator :)
Terbaru Lebih lama

Related Posts

Posting Komentar