Nurrahmah Widyawati Mom Food Travel Lifestyle Blogger

Belajar Mencintai Diri Sendiri (Self Love)

14 komentar
Konten [Tampil]
self love

I have no idea untuk menulis apa sekarang. Yang terlintas seketika adalah tentang mencintai diri sendiri (self love). Mungkin karena sedang PMS atau karena sedang banyak agenda tanpa jeda.

Bahkan mungkin juga karena terlalu banyak melihat sosial media saat keadaan hati tidak baik-baik saja. Jadi memang sedang feelin' blue gitu.

Kalian pernah nggak sih merasa nggak cukup okay untuk melakukan suatu hal? atau pernah nggak kalian merasa nggak cukup layak untuk berada dalam suatu circle tertentu?

Aku pernah, bahkan kadang juga aku merasa lelah karena terlalu memikirkan pendapat orang lain (overthinking detected). Padahal tau kah kalian kalau insecure itu pertanda kita belum bisa seutuhnya mencintai diri sendiri atau self love kita belum baik.

Kalau udah kaya gitu, biasanya aku menyendiri terlebih dahulu. Menyepi dari hiruk pikuk dunia nyata maupun maya. Berusaha mendengarkan apa yang diri ini mau, diri ini butuhkan dan akhirnya bisa lebih mindfull dan berenergi lagi saat berkegiatan.

Aku jadi ingat Marshanda, dimana dia adalah pejuang bipolar, pernah bilang "Cintailah diri lo dulu sebelum lo mencinta orang lain". Terdengar egois, namun memang ada benernya juga.

Bagaimana bisa kita terus menerus peduli pada orang lain dengan mengabaikan diri sendiri? yang ada energimu terkuras habis dan nggak ada lagi bahan bakar untuk peduli pada yang lain lagi. Harus balance kan hidup tuh?

Marshanda dalam video Narasi juga bilang kalau ada tahapan jika ingin mengulik tentang hal tersebut, yaitu meliputi:

  • Selflack (awalnya kita kurang mencintai diri sendiri)
  • Selfish (all about me, di sini mulai sadar dengan diri sendiri -but in a good way)
  • Selflove (akhirnya bisa mencintai diri sendiri, kindness)
  • Selfless (baru bisa mencintai dan peduli dengan orang lain secara tulus, no fake)


1. Self Love as a Healing

Mencintai diri sendiri (self love) ternyata salah satu cara healing terhadap luka dan trauma masa lalu juga. Rasa insecure, takut gagal, innerchild negatif, ternyata bisa di-healing dengan mencintai diri sendiri (self love).

Sesuatu yang harus kita sadari juga bahwa kita memang nggak bisa menjatuhkan kebahagiaan kita atas sesuatu di luar diri kita, di luar kendali kita sendiri. Seperti kepada suatu benda, even bergantung pada orang sekalipun.

Jika kita masih bergantung pada hal tersebut, maka kita nggak akan pernah bisa mencintai diri sendiri secara utuh. Jatuhnya apa? insecure lagi, marah melihat orang lain happy, nggak senang melihat orang lain sukses, dan segala hal toxic lainnya.

Kemudian aku menemukan video setahun yang lalu di Youtube channel Analisa yang membahas tentang self love. Ada beberapa insight yang aku catat di sana. Aku coba tuliskan di sini ya nanti, bismillah..

butterfly hug

2. Bagaimana Caranya Mencintai Diri Sendiri (Self Love)?

Kristin Neff dalam video di Youtube channel 1 %, mengungkapkan bagaimana caranya kita bisa sayang terhadap diri sendiri meskipun kita telah melakukan kesalahan.

2.1. Berperilaku baik ke diri sendiri

Saat melakukan kesalahan, atau bahkan saat ada masalah dengan orang sekitar, dll, coba deh untuk baik sedikit saja ke diri sendiri. It's okay untuk melakukan kesalahan. Itu wajar. Nggak semua hal berjalan mulus dan sesuai dengan apa yang kita mau.

Tapi ingat untuk selalu afirmasi diri "Nggak apa-apa kok udah salah, gagal, dll. Kan udah coba dan usaha. Next time bisa lebih baik."


2.2. Menyadari manusia itu nggak sempurna 

Manusia wajar pernah salah dan gagal. Pernah nggak lihat manusia sempurna? nggak kan, karena setiap manusia struggling dengan masalahnya masing-masing.

Kalau kita bisa memaklumi dan apreciate sama ketidaksempurnaan orang lain. Kenapa sih kita nggak bisa memaklumi ketidaksempurnaan diri sendiri? Saat kita bisa memuji orang lain, kenapa kita nggak bisa memuji diri sendiri?

Don't too hard to your self

Jika kamu sulit melakukan ini, mungkin karena kamu pernah ada di situasi yang dituntut untuk ini dan itu oleh seseorang. Coba deh diulik lagi.

Sekali lagi di sini kamu perlu embrace your imperfection.


2.3. Biasakan melatih mindfullness

Praktek mindfullness itu mengakui segala yang kita rasakan tanpa judging atau melakukan pelabelan.

Setelah itu, di sini kamu bisa melakukan butterfly hugs juga. Caranya dengan menyilangkan tangan ke dada seperti memeluk diri sendiri. Sembari melakukan afirmasi positif dan menepuk pundak kanan-kiri secara bergantian.

Secara spiritual, kita juga harusnya say thanks ke sang pencipta dan merubah sudut pandang narasi masalah menjadi ada learning principle-nya atau pelajaran yang bisa dipetik untuk jadi lebih baik.

belajar mencintai diri sendiri

3. Self love tidak sama dengan egois

Namun self love ini bukan berarti menempatkan diri di atas orang lain ya. Namun konsepnya di sini kita nggak akan terganggu lagi dengan pendapat orang lain.

Justru karena self love yang ada, kita bisa tulus memuji orang lain dan menjaga ucapan kita agar tidak menyakiti hati mereka. Ini karena diri kita sendiri sudah penuh atau fullfil.

Orang yang jarang memuji orang lain, selalu komentar negatif, mungkin mereka memang nggak punya self love. Yang dibutuhkan di sini sekarang adalah:

  1. Kenali kekuatanmu (strengt)
  2. Kenali keunikan diri kamu yang beda dari yang lain
  3. Tuliskan kebahagiaan yang telah didapat.

*

Nah, jadi gimana nih? apakah self love kamu sudah cukup baik? Sama-sama yuk belajar mencintai diri sendiri (self love) untuk kualitas hidup yang lebih baik. :)

ibu di balik gawai


Nurrahmah Widyawati
Seorang lifestyle blogger yang menulis tentang dunia perempuan, Ibu, parenting, pengasuhan anak, keluarga, review, hobi, food-travel dan kehidupan sehari-hari | Digital Illustrator :)

Related Posts

14 komentar

  1. Masya Allah memang yaaa benar kalau banyak kata mutiara yang mengatakan, cintailah diri sendiri sebelum kau mencintai orang lain :) diri sendiri adalah sumber kebahagiaan kita, jadi perlu diapresiasi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak, terkesan egois, tapi ternyata self love ini bahan bakar untuk bisa mencintai orang lain dengan tulus no fake :') akupun baru sadar. semoga self love kita to the max nya mba biar kemudian bisa berdampak (+) untuk sekitar kita aamiin

      Hapus
  2. masya allah jleb banget sebab baru kemrin aku dapat curhatan dari anak remaja yang sering ngobrol ma aku tampaknay di aberada di posisi. ini mbak, selflack

    betul sekali ya cintai diri lo sbelum mencinati orang lain
    dulu aku merasa bahwa itu aneh dan egois tapi smkin kesini aku salah salam menaruh mindset berpikir seperti itu

    btyw peluk mamak di balik gawai nih ...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga anak remaja itu bisa segera punya self love yang baik ya mba :') penting bgt seorang remaja punya temen curhat yang mumpuni.

      Kalau masih egois, insecure, suka ngatain orang, itu self lovenya masih belum full ya. Kalu dah full jatuhnya jadi kita tahu apa yang terbaik buat diri kita dan nggak akan melakukan hal yang membuat orang lain sakit.

      Virtual hugs buat semua perempuan hebat :')

      Hapus
  3. aku juga masih proses healing, semangat untuk para pejuang yaa :D

    BalasHapus
  4. Terima kasih tipsnya mom, bener-bener ngerasa stuck sama diri sendiri, aku akan coba tipsnya Mom, terima kasih sharingnya Mom Widya, semoga senantiasa sehat dan bahagia suapaya terus menginspirasi :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih mom dah mampir. Aamiin aamiin ya Rabbal 'alamiin, sehat selalu untuk mb Ashry sekeluarga ;)

      Hapus

  5. Yup, setuju banget mbak dengan mengenal kekuatan dan keunikan diri sendiri otomatis nggak bikin gampang insecure. Kekurangan yang kita miliki pun nggak jadi penghambat. I am more than enough.

    BalasHapus
    Balasan
    1. ah suka banget kata "im more than enough" thanks mba dah mampir :')

      Hapus
  6. Baru sadar, aku belum pernah melakukan butterflyhug mb. terima kasih sudah sharing dan mengingatkan ya, mb :)

    BalasHapus
  7. Memang harus seprti itu. Ketika kita mencintai, kita akan memahami, memaklumi, merangkul, mengayomi, mendampingi. Diri kita membutuhkan itu. Bagaimana kita bisa memberikannya pada orang lain, ketika didalam diri masih kekurangan?

    BalasHapus

Posting Komentar