Nurrahmah Widyawati Mom Food Travel Lifestyle Blogger

Triana Rahmawati, Ajak Masyarakat Merangkul ODMK Lewat Griya Schizofren!

Posting Komentar
Konten [Tampil]

Ajak Masyarakat Merangkul ODMK Lewat Griya Schizofren

"Apapun yang dilakukan oleh seseorang itu, hendaknya dapat bermanfaat bagi dirinya sendiri, bermanfaat bagi bangsanya, dan bermanfaat bagi manusia di dunia pada umumnya." -Ki Hajar Dewantara.

Bicara mengenai hidup yang bermanfaat, pasti itu yang diinginkan setiap orang. Hidup akan lebih penuh makna dan cerita saat kita bisa menjadi suatu cahaya bagi sekitar, entah cahaya itu terang ataupun hanya sekecil lilin di hamparan luas.

Bertepatan juga dengan peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ini, bisa bermanfaat dan berkarya dengan potensi yang kita miliki adalah sebuah bentuk kemerdekaan yang patut kita syukuri. Namun, tidak semua orang seberuntung kita.

Apakah kamu pernah membayangkan ada suatu kondisi dimana manusia mengalami halusinasi, delusi, serta gangguan berpikir?

Ya, itu adalah beberapa gejala skizofrenia yang muncul dan mengganggu aktivitas sehari-hari pada penderitanya. Apakah ada orang di sekitarmu yang mengalaminya?

Atau kita persingkat saja, nyatanya, di luar sana banyak orang yang belum merdeka dari masalah gangguan jiwa.


Ajak Masyarakat Merangkul ODMK (Orang dengan Masalah Kejiwaan)

Awal Mula Berdirinya Griya Schizofren

Awal Mula Berdirinya Griya Schizofren

Beruntung ada Triana Rahmawati, sosok inspiratif yang merangkul orang dengan masalah kejiwaan (ODMK). Ini bermula dari kepeduliannya bersama dengan Febrianti Dwi Lestari dan Wulandari untuk mendirikan komunitas Griya Schizofren.

Mereka adalah mahasiswi Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret (UNS). Ya, ternyata mereka satu almamater denganku. Aku adalah alumni UNS juga beberapa tahun lalu, namun dengan fakultas yang berbeda.

Mereka mengawalinya saat mengikuti Program Kreativitas Mahasiswa-Pengabdian Masyarakat UNS dengan pendekatan Ilmu Sosiologi terkait dengan ODMK. Untuk keperluan tersebut, mereka mengabdi di Griya PMI dan menginisiasi untuk melakukan pendampingan ODMK.

Pada mulanya, ada 10 mahasiswi yang terlibat di Griya PMI. Mereka melakukan kunjungan 3-4 kali dalam seminggu dan melakukan interaksi dengan ODMK. Dari yang awalnya 10 mahasiswi, bertambah menjadi sekitar 50 orang yang terlibat.

Kemudian pada Oktober 2014, Triana bersama rekan-rekannya akhirnya mendirikan Griya Schizofren.

Kini sudah ada 200 ODMK yang ada di sana baik dari dalam maupun luar Solo. Pendampingan ini tentu melibatkan keluarga penderita ODMK.

Adapun kegiatan pendampingan yang dilakukan adalah dengan cara menemani mengobrol, melakukan aktivitas harian, bernyanyi, menggambar, melipat kertas, salat berjamaah, hingga berbuka puasa bersama saat Ramadhan dan lain sebagainya.


Mengenal Sosok Triana Rahmawati, Siapakah Dia?

pendiri Happiness Family Scholarship

Triana Rahmawati atau biasa dikenal dengan sapaan kak Tria, adalah sosok Social Enterpreneur lulusan S2 Sosiologi Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS) yang lahir di Palembang.

Sejak 2012, kak Tria memang sudah mendedikasikan hidupnya untuk bermanfaat dan berjuang di jalan kemanusiaan bersama rekan-rekannya dengan mendirikan komunitas Griya Schizofernia.

Griya Schizofernia ini menampung orang-orang dengan masalah kejiwaan (ODMK), hingga kemudian berkembang menjadi Social Enterprise. Kak Tria memiliki semangat yang kuat dalam meningkatkan kesadaran publik untuk bisa hidup berdampingan dengan mereka yang memiliki masalah kejiwaan.

Tidak sampai di situ, kak Tria juga mengajak para pengidap schizofernia untuk berkreasi. Bukan hanya dengan kekuatan (otot) mereka, kak Tria juga mengajak ODMK untuk berkarya dengan yang mereka bisa, misalnya menggambar.

Interaksi dengan ODMK ini memang salah satu yang paling penting, sebab saya paham betul bahwa merawat orang dengan gangguan kejiawaan ini memang tidaklah mudah.

Saya memiliki keluarga dengan gangguan jiwa, yang bahkan hingga sekarang masih rutin kontrol bulanan dan minum obat juga. Bahkan pada awal mulanya, dia harus melakukan treatment di Rumah Sakit Jiwa daerah Magelang selama beberapa pekan (beberapa tahun yang lalu).

Jadi, saya tahu sekali bahwa menjadi pendamping anggota keluarga yang memiliki gangguan jiwa itu sangatlah tidak mudah, lebih dari kata sabar.

Kegiatan untuk penderita gangguan jiwa memang sangat dibutuhkan, terutama untuk merasa diterima di lingkungannya dan bisa merasa dirinya bisa menikmati hidupnya dengan lebih bermakna.


Mengembangkan Sayap dengan Happiness Family Scholarship

Setelah membentuk Griya Schizofernia, kini kak Tria juga terus aktif berkontribusi dalam bidang kemanusiaan dan pendidikan. Kak Tria akhirnya juga mendirikan ‘Happiness Family Scholarship’ agar bisa bermanfaat tidak hanya di Solo namun seluruh Indonesia.

Program ini berawal dari memanfaatkan ruang kosong di rumahnya, hingga kini bisa menjangkau lebih dari 240 penerima beasiswa yang tersebar di seluruh Indonesia.

profil Triana Rahmawati (kak Tria)
soloabadi.com \ Triana Rahmawati

Happiness Family Scholarship ini mendukung dan memfasilitasi pelatihan untuk mahasiswa bersama dengan Yayasan Dampak Sosial Indonesia.

Jadi, dengan beasiswa ini diharapkan banyak orang yang bisa mengembangkan skill-nya untuk bisa berkarya hingga bisa memiliki penghasilan. Jadi, pendidikan ini diharapkan bisa mereka gunakan untuk meningkatkan kualitas hidupnya lebih lama.


Apresiasi SATU Indonesia Awards untuk Triana Rahmawati

Berkat dedikasinya sebagai pendamping masalah kejiwaan, khususnya melalui komunitas Griya Schizofren, kak Tria mendapatkan Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards.

SATU Indonesia Awards sendiri merupakan wujud apresiasi Astra untuk generasi muda (individu/kelompok) yang memiliki kepeloporan dan melakukan perubahan untuk berbagi dengan masyarakat sekitarnya di berbagai bidang seperti Kesehatan, Pendidikan, Lingkungan, Kewirausahaan, dan Teknologi, serta satu kategori Kelompok yang mewakili lima bidang tersebut.

Melalui program ini, Astra juga mendorong para anak muda yang terlibat dalam SATU Indonesia Awards untuk berkolaborasi dengan program unggulan KBA (Kampung Berseri Astra) dan DSA (Desa Sejahtera Astra). Diharapkan, mereka bisa memberi dampak positif yang lebih besar serta berkontribusi secara berkelanjutan pada usaha-usaha pembangunan di daerahnya.


Penutup

Sosok kak Tria memang menjadi panutan kita untuk terus bisa bermanfaat. Triana Rahmawati juga berpesan untuk selalu "Break the comfort zone!" agar bisa terus berkontribusi dan bermanfaat untuk sekitar dan lebih luas. Jangan lupa juga untuk bersyukur.

Demikian ulasan sosok Triana Rahmawati yang mengajak Masyarakat untuk selalu merangkul ODMK (orang-orang dengan masalah kejiwaan) Lewat Griya Schizofren.

”Mereka ini membutuhkan kita. Kita perlu untuk tidak membuat jarak dengan mereka. Kita di sini peduli dan memerhatikan mereka, bukan sebagai psikolog atau dokter, tetapi sebagai teman,”  Triana Rahmawati via uns.ac.id.

.

Nurrahmah Widyawati
Seorang lifestyle blogger yang menulis tentang dunia perempuan, Ibu, parenting, pengasuhan anak, keluarga, review, hobi, food-travel dan kehidupan sehari-hari | Digital Illustrator :)

Related Posts

Posting Komentar