Nurrahmah Widyawati Mom Food Travel Lifestyle Blogger

Cara Melatih Kemandirian Anak Usia Dini. Penting!

32 komentar
Konten [Tampil]

 melatih kemandirian anak usia dini


Pernah nggak sih kalian membayangkan saat kita (sebagai orang tua) sudah nggak bisa menemani anak-anak kita menjalani hidupnya? Maka penting untuk para orang tua tahu cara melatih kemandirian anak usia dini. Ini merupakan gerbang awal untuk bisa memerdekakan jiwa anak saat beranjak dewasa.

Terkadang sebagai orang tua kita hanya sibuk memerdekakan aspek kognitifnya, dengan stimulasi-stimulasi kegiatan belajar, menghitung, membaca, dll. Namun ada aspek penting juga yang harus distimulasi agar balance, yaitu terkait kemandiriannya.

Anak kita nggak akan selamanya bersama kita. Mereka perlu belajar dan tahu tentang kemandirian untuk bisa bertahan hidup.

Seseorang dikatakan mandiri jika dalam menjalani kehidupan tidak tergantung kepada orang lain khususnya dalam melakukan kegiatan sehari-hari.

Kemandirian juga ditunjukkan dengan adanya kemampuan mengambil keputusan serta mengatasi masalah. Dengan demikian setiap anak perlu dilatih untuk mengembangkan kemandirian sesuai kapasitas dan tahapan perkembangannya


A. Sejak Kapan Ortu Bisa Melatih Kemandirian Anak?

Melatih kemandirian anak tentu nggak bisa instan. Ini merupakan proses panjang dan saling berkaitan. Melatih kemandirian anak bisa dilakukan sedini mungkin. Namun merujuk pada beberapa referensi, ini bisa dimulai sejak seorang anak nggak 100% bergantung pada orang tuanya (setelah fase bayi). 

Pada usia bayi, yaitu 0-12 tahun, anak masih memerlukan bantuan orang tua sepenuhnya. Namun saat anak sudah menginjak usia toddler, maka ruang eksplorasinya bisa lebih luas. Seringnya usia segini anak-anak sudah bisa berjalan. Mereka akan lebih aktif bergerak dan menjelajah, serta belajar berbicara.

Melatih kemandirian anak bisa dimulai dari usia satu tahun dan terus berlanjut seiring anak bisa berinteraksi dengan sekitarnya dengan lebih baik. Namun memang pandangan kemandirian ini juga bisa berbeda-beda, karena aspek mental dan fisik setiap orang dan keluarga juga berbeda (banyak faktor yang mempengaruhinya).

agar anak mandiri


B. Kemandirian Anak Berpengaruh Pada Rasa Percaya Diri

Kamu tahu nggak sih bahwa ternyata anak yang mandiri memiliki rasa percaya diri yang lebih baik dari pada anak yang kurang mandiri?

Seringnya para orang tua nggak sabar nih buat memberi kesempatan pada anak untuk melakukan suatu hal. Ingin terus membantunya, agar cepat lah, agar nggak berantakan lah, dan lainnya. Ini tentu nggak baik untuk anak, karena mereka kehilangan kesempatan untuk eksplorasi kemandirian dan rasa percaya dirinya.

Biasanya orang tua yang banyak melarang (padahal itu hal yang aman), akan memunculkan sifat malu dan ragu-ragu pada anak. It's such a reminder untuk kita.

Based on journal yang aku baca, perkembangan otonomi (memberi kesempatan untuk mencoba sendiri) sejak usia dini memberi keberanian bagi remaja untuk menjadi pribadi yang mandiri, sehingga dapat membuat pilihan dan memimpin masa depannya sendiri.


C. Indikator Kemandirian Anak

Ciri khas kemandirian pada anak diantaranya mereka memiliki kecenderungan dan kemampuan dalam memecahkan masalah dari pada berkutat dalam kekhawatiran bila terlibat masalah.

Anak yang mandiri nggak takut dalam mengambil resiko karena sudah mempertimbangkan hasilnya sebelum berbuat. Anak yang mandiri percaya terhadap penilaian sendiri, sehingga tidak sedikit-sedikit bertanya atau meminta bantuan. Anak yang mandiri memiliki kontrol yang lebih baik terhadap kehidupannya dan bertanggung jawab.

Kemandirian memiliki ciri-ciri, diantarnya:

  • Secara fisik mampu bekerja sendiri
  • Secara mental dapat berpikir sendiri
  • Secara kreatif mampu mengekspresikan gagasannya dengan cara yang mudah dipahami
  • Secara emosional kegiatan yang dilakukannya dipertanggungjawabkan sendiri

faktor yang mempengaruhi kemandirian anak


D. Cara Melatih Kemandirian Anak Usia Dini

Melatih kemandirian anak bukan berarti kita membiarkan/meninggalkan anak melakukan suatu hal sendiri. Untuk anak usia dini, dalam melatih kemandiriannya bisa dilakukan juga saat bermain.

Sesuaikan kemampuan dan kondisi anak masing-masing juga ya! Berikut adalah cara melatih kemandirian anak usia dini berdasarkan perkembangan usianya:

D.1. Melatih Kemandirian Anak Usia 1-3 tahun

Melatih kemandirian anak usia dini butuh kesabaran. Paling tidak sekitar enam bulan pertama sebagai orang tua kita harus mau repot, namun setelahnya akan terasa mudah. Butuh komitmen dan konsistensi dari kita.

  • Toilet training (BAB & BAK di toilet)
  • Memberi kesempatan untuk makan sendiri (termasuk meletakkan piring di tempat cuci piring setelahnya)
  • Mendorong anak untuk membereskan mainannya sendiri.
  • Mendorong anak untuk memilih mainannya sendiri
  • Mengijinkan anak berlatih mengenakan pakaian dengan menyediakan baju-baju yang menarik bagi anak untuk dipakaikan
  • Mendorong anak untuk membersihkan meja bila kotor
  • Memuji anak jika mereka sudah mencoba untuk menjadi mandiri
  • Berbicara saat menginginkan sesuatu (tidak merengek)
  • Mengambil minum dengan gelas sendiri
  • Menata buku di rak buku
  • Melatakkan baju kotor di tempatnya
  • Membuang sampah di tempatnya, dll

anak mandiri membereskan mainan


D.1. Melatih Kemandirian Anak Usia 3-5 tahun

Pada fase ini anak lebih memiliki inisiatif yang tinggi. Mereka cenderung senang meniru perilaku orang dewasa. Mereka juga lebih ingin melakukan segala hal yang dilakukan orang dewasa dengan tangannya sendiri.

Di sini sebagai orang tua, sebaiknya kita menghargai keinginan mereka, jangan buru-buru memberikan pertolongan, terima ketidaksempurnaan. Kita juga harus lebih menghargai proses ketimbang hanya melihat hasil akhir.

Di tahap ini sebaiknya kita berbagi peran dengan mereka dan bersabarlah dalam berproses.

  • Mengenakan dan melepaskan baju tanpa pengawasan.
  • Menggunakan sendok dan garpu ketika makan
  • Mengancingkan baju dan menaikkan resleting
  • Memilah dan melipat pakaiannya sendiri
  • Membuat makanan sederhana
  • Berbagi peran untuk mengurus rumah, seperti membuang sampah, memberikan makanan untuk hewan peliharaan, menutup jendela menjelang sore, dan tugas lainnya sesuai usia.
  • Mengelap tumpahan
  • Merapikan tempat tidur
  • Menyapu dengan sapu kecil, dll

cara melatih kemandirian anak usia dini


D.1. Melatih Kemandirian Anak 5-7 tahun

Pada fase ini sebaiknya orang tua jangan mudah kasihan hingga akhirnya semua PR anak justru dikerjakan orang tua. Berilah kesempatan mereka untuk mengerjakannya sendiri, orang tua cukup membantu saat dimintai pertolongan.

Berilah kesempatan anak untuk menentukan pilihanya sendiri. Ajarkan dia managemen waktu dan jangan lupa untuk mengenalkan konsekuensi dan risiko.

  • Menggunakan pisau untuk memotong makanan yang lembut
  • Memakai sepatu bertali sendiri
  • Menjaga kesehatan dan keselamatan diri
  • Keterampilan literasi
  • Ketrampilan berkomunikasi
  • Berkarya
  • Transaksi keuangan
  • Menggunakan teknologi
  • Mencuci sepeda
  • Menyiapkan alat belajar
  • Mencabut rumput
  • Mengupas buah dan sayur, dll


E. Dukungan Orang Tua Melatih Kemandirian Anak

Mengulik tentang kemandirian anak, aku jadi ingat tentang filosofi Montessori. Bagiku Montessori ini sangat menstimulasi perkembangan kemandirian anak lho!

E.1. Menjadi Teladan (Childern See, Childern Do)

Pada fase usia dini (0-6 tahun), anak itu bersifat absorbent mind. Otak mereka seperti sponge, mereka akan menyerap informasi di sekitarnya. Di sinilah pentinganya orang tua sebagai teladan. 

E.2. Lingkungan Rumah Ramah Anak (Prepared Environment)

Mana mungkin anak bisa belajar mandiri saat mereka tidak memiliki ruang gerak yang aman dan ramah anak. Orang tua seharusnya menyiapkan hal-hal yang bisa menunjang anak untuk berlatih mandiri.

Contohnya menyiapkan rak buku yang bisa dijangkau anak-anak, kemudian mendesain rumah dengan kids-friendly. Sehingga saat anak akan mengambil minum, cuci tangan, ke toilet, dan lainnya maka mereka bisa melakukannya sendiri dengan aman.

melatih kemadirian anak usia dini


E.3. Berikan Kesempatan Pada Anak

Terkadang dengan dalih biar cepat selesai, biar rapi, biar nggak berantakan, orang tua menjadi otoriter dan melarang anak untuk mencoba hal baru. Padahal dengan memberikan kesempatan anak untuk mencobanya sendiri, mereka akan belajar mandiri dan percaya diri.

Perlu kesabaran untuk bisa menghargai setiap anak untuk bertumbuh. Saat anak salah, jangan lekas mengkoreksi. Stimulasi dengan pertanyaan dan pernyataan yang membuatnya berpikir dan merasa.

Namun perlu ada batas limit. Di montessori dikenal dengan Freedom with limits. Saat kita membebaskan anak untuk bereksplorasi, perlu diingatkan ada kebebasan orang lain juga di sana.

Jangan membiarkan anak terlalu bebas sehingga merugikan orang lain, merusak fasilitas dan menimbulkan ketidaknyamanan umum. 

***

Jadi ternyata melatih kemandirian anak usia dini penting banget ya. Namun perlu diingat untuk melatihnya sesuai usia dan perkembangannya. Sabar, konsisten, jadi teladan, dan berdo'a semoga yang kita usahakan membuahkan hasil yang baik untuk mereka di masa depan. aamiin...

Anak nggak selamanya sama kita, jadi yuk kita belajar cara melatih kemandirian anak usia dini. Semoga artikel ini bermanfaat ya :)

ibu di balik gawai





Referensi Pendukung Artikel:

  • http://journal.uinjkt.ac.id/ Pentingnya Melatih Kemandirian Anak
  • Catatan Kelas Bunda Sayang Institut Ibu Profesional tentang Kemandirian Anak
  • Buku Islamic Montessori 3-6 tahun (Zahra Zahira)

Nurrahmah Widyawati
Seorang lifestyle blogger yang menulis tentang dunia perempuan, Ibu, parenting, pengasuhan anak, keluarga, review, hobi, food-travel dan kehidupan sehari-hari | Digital Illustrator :)

Related Posts

32 komentar

  1. Materinya lengkap banget mbak Wid, seingatku anakku ingin melakukan sendiri diusia 15bulanan. Awalnya menrtku memperlama pekerjaanku, setelah diingatkan suami, aku baru sadar. Buka buku lagi dan bilang, ya Allah, aku salah . Plakkkk. Alhamdulillah dari situ, saya membiarkan anak untuk mengeksplore apa yg dia inginkan. Btw, anakku baru jago kandang nih, belum percaya diri kalau dilingkungan luar. Terutama lingkungan baru. Kalau lingkungan yg dia kenal masih mending. Maf, jadi curhat

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak, kadang akupun keceplosan untuk stop karena kadang terlalu lama. Tapi ternyata kesabaran kota menemaninya eksplorasi berperan pentng sama kemandirian n PD-nya. Kalau ak pribadi anak pertama PD di luar. Anak kedua yg masih observer nih, lama bgt angetnya hehe semangat kita ;)

      Hapus
  2. Wah bisa di coba mih ngajarin anak pakai pisau ya. Aku masih takut kalau ngajarin yang begitu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mba sesuaikan sama usia dan tingkat kematangan motoriknya juga ;) semangat

      Hapus
  3. biasanya kalau kecilnya sudah dilatih kemandirian maka ketika dewasa , anak tidak kaget ya mba aplaagi misal pisah sama orang tua

    BalasHapus
  4. Hmm... coba deh diterapkan buat 2 anakku yg beda karakter. Moga2 bisa

    BalasHapus
  5. Aku paling gemes kalau perhatiin anak yang rentang usia 3-5 tahun niih. Kelakuannya itu loh masya Allah sekali, rajinnya kadang bikin para emak2 terharu nggak sihh hehhehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mba usia 3-5 dah berasa punya temen. Dah bisa bagi tugas n diajak kerjasama wkwk.

      Hapus
  6. pe er banget nih mba ngajarin kemandirian lewat life skill anak anak di usia golden age, kurang kurang sabar mah... tandukan, hehehe. tapi ini masa penting sih, harus extra sabar memang. aku malah lagi bingung nih mba sama anak bungsuku, dia mandiri dalam artian apa apa mau sendiri, sampai mandi juga sendiri. tapi kalau ada mainan yang sulit atau rusak, dia pengen benerin sendiri tapi ujungnya marah marah gitu karena gak bisa terus tantrum deh. proses kali ya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah sama juga mbak, anak sulungku pernah fase ini. Solusinya ada di komunikasi produktif. Saat mereka ingin melakukan sendiri tapi nggak bisa, percayakan ke mereka bahwa its okay untuk minta bantuan orang lain. Karena kita makhluk sosial yg ga bisa berdiri sendiri. Justru org lain akan bahagia jg dimintai bantuan selama mereka bisa dan mau ;) skg perlahan dia balance antara mandiri dan minta tolong

      Hapus
  7. Alhamdulillah cheked ✅✅ smoga bsa istqomah di level selanjutnya, aamiin

    BalasHapus
  8. masya Alloh dalem uey materinya aku suka suka suka anakku yg 4 tahun alhamdulillah centang beberpa dan pr beebrpa hehehe bismillah pelan2 .. suka sama ilustrasinya autolope lope

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih dah mampir mb hamim ;) semangat checked semuaaaa... Bismillah ya

      Hapus
  9. Wah, artikelnya bener bener nambah wawasan aku sih kak. Jadi pelajaran buat nanti kalau udah nikah dan punya anak, kudu jadi Ibu yang senantiasa terlibat dalam golden age-nya dia

    BalasHapus
    Balasan
    1. Keren bgt nih kak, well prepared, pas dah nikah gak kaget lagi. Sehat selalu ya kak :)

      Hapus
  10. Walaupun belum ada bocil di rumah tapi ada banyak ponakan. Jadi mayan sering ngamatin perkembangan mereka. Gemes ya mbak anak kecil itu. Makasih ilmu parentingnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Gemes dan GEMES at the same time mba wkwkwk sama2 ya mbak, sehat selalu ;)

      Hapus
  11. Bener bangett mbaa. Aku kadang ga sabar untuk kasih si kecil kesempatan untuk jadi mandiri. Kadanh spontan aja duh lamaaa. Gituu.
    Akhirnya dibenerin. Seperti pake sendal sendiri misalnya hiks 😢

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama kok mbak, sambil jalan sambil belajar. Sama2 jadi versi terbaik buat nemenin so kecil bertumbuh ya mba ;) sabar dan semangat

      Hapus
  12. Masya Allah, meman dari orang tuanya juga harus kasih kesempatan biar anak mandiri yaa, kudu sabarrrrr lagi hehe.. karena sebenarnya semua anka bisa mandiri :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mba bener, kesabaran ortunya ternyata berperan penting dalam pembentukan kemandiriannya ya :') semangat!

      Hapus
  13. Nah, masih jadi PR juga nih buat saya untuk melatih kemandirian anak berdasarkan tingkatan usia yang disebutkan di atas.

    BalasHapus
  14. Cukup bermanfaat ya materinya. sebagai orang tua mendidik adalah hal utama agar anak dapat mandiri, orang tua mestinya mendidik anak sesuai dengan zamannya.

    BalasHapus
  15. Baca tulisan ini jadi ingat sama tugas saya ke sikecil usia 2 thn. Bakal kerja keras lagi melatih kemandirian anak, terutama toilet training...by the way, terimakasin inspirasinya 😍

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ah sama nih anak kedua aku usianya 2 tahun mom. semangat untuk kita ;) toilet training memang tak mudah wkwk

      Hapus
  16. memang penting nih biar anak nggak melulu tergantung sama orang tua untuk hal-hal kecil sederhana yang bisa anak lakuin sendiri.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mba bener, untuk basic life skill memang dah dasar banget anak-anak bisa ya :)

      Hapus

Posting Komentar